Kenapa Saya Tidak Bisa Gemuk



Berdasarkan pengalaman memiliki berat badan di kisarah 40 kg 
sejak SMP hingga punya anak satu. 
Saya memberanikan diri menulis artikel "Rahasia Si Langsing".

 

Ada beberapa orang yang banyak makan, tapi tetap saja kurus. Salah satunya saya. Anda pasti sering memandang iri bila memiliki kawan seperti saya. “Mereka diberkahi metabolisme tubuh yang tinggi,” dr. Inge Permadhi MS SpGK, spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Namun, apakah orang dengan “bakat” gemuk atau yang memiliki metabolisme tubuh kurang baik, tidak bisa langsing? “Kalau kita tidak makan banyak ya tidak akan gemuk kan,” dr. Inge menekankan.

Banyak bergerak, rajin berolahraga, dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Jadi tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk menyalahkan kondisi tubuh atau gen sebagai sumber masalah berat badan. Dan, daripada Anda hanya menumpuk rasa iri, lebih baik belajar dari kawan yang langsing ini. Kami memiliki kebiasaan-kebiasaan yang membuat jarum timbangan enggan beranjak ke angka yang lebih besar.


>> Si Langsing Pilih Makanan Berat.
Profesor bidang nutrisi dari Pennsylvania State University, Barbara Rolls, melakukan penelitian tentang kepadatan kalori dengan membuat rasio antara jumlah kalori dan bobot makanan. Hasilnya, secara garis besar makanan dengan kandungan air yang tinggi (yang tentunya memiliki bobot lebih berat) seperti buah, sayur, sop tanpa krim, dan gandum kukus atau rebus, memiliki kandungan kalori rendah, tapi mengenyangkan. Kebanyakan makanan tersebut juga kaya akan serat.

Perempuan bertubuh langsing, secara sadar atau tidak menjalani pola makan yang lebih banyak konsumsi makanan “berat”. Mereka sering memulai makan dengan hidangan pembuka salad atau sop yang porsinya lebih banyak. Akibatnya, mereka akan makan hidangan utama lebih sedikit. Salah satu penemuan Barbara menunjukkan, bila kita mengawali makan dengan salad rendah kalori, besar kemungkinan kita mengonsumsi lebih sedikit kalori dibandingkan mereka yang menghindari hidangan pembuka. “Kebiasaan ini dapat mengurangi sekitar 12% dari total kalori yang biasa disantap,” ia menerangkan. Makanan dengan kandungan air tinggi, tambahnya, lebih efektif mencegah kita makan lebih banyak dibandingkan dengan banyak minum air putih.

Komentar:
Saya bukan penggemar sayuran, tapi itu dulu. Semenjak lahir hingga awal masa SMA saya hampir tidak pernah menyantap sayur. Orangtua pun tidak pernah memaksa saya makan sayur. Orang yang akhirnya memaksa saya makan sayur adalah kakak kelas dan suster asrama saat saya SMA. Minimnya camilan dan makanan di asrama putri (tempat tinggal saya selama SMA), membuat saya mau tidak mau makan sayur juga. Itu juga masih pilih-pilih. Setelah bekerja, pengetahuan saya tentang makanan sehat dan pengalaman mencoba berbagai jenis makanan saat liputan, membuat saya bisa menyantap apa saja. Termasuk sayuran mentah.


>> Si Langsing Perhatikan Porsi Makanan.Mereka tidak pergi sambil membawa-bawa timbangan makanan dan gelas ukur. Mereka juga tidak menanyakan berapa gram kandungan lemak dalam makanan yang dipesan pada pelayan restoran. Namun, mereka memerhatikan makanan disantap tanpa menjadi obsesif. Kebanyakan mereka juga mengisi piring dengan buah, sayur, dan protein dengan kandungan lemak minimum “Kita tidak mungkin menjadi gemuk karena makan udang panggang,” kata Stephen Gullo, Ph.D., psikolog dan penulis buku The Thin Commandments Diet.

Strategi lain yang digunakan agar tetap langsing misalnya hanya membeli makanan dalam porsi kecil, menghindari restoran dengan menu makan sepuasnya, dan menggunakan piring yang ukurannya lebih kecil. Dalam sebuah studi yang masih berlangsung pada 5.000 oleh lembaga penelitian AS, National Weight Control Registry (NWCR), yang lebih berhasil menjaga berat badan dalam jangka panjang adalah mereka yang makan 5 porsi kecil dalam sehari dibandingkan dengan mereka yang makan 3 kali sehari. Porsi kecil akan memudahkan kita untuk mengontrol jumlah kalori yang masuk.

Komentar:
Saya memang jarang makan di restoran yang menyediakan program makan sepuasnya. Menu buffe yang berlimpah juga jarang membuat saya lebih bernafsu untuk makan banyak. Tetap saja porsi makan sama, atau kalau memang enak, sedikit lebih banyak. Saya memerhatikan porsi makan. Itu juga benar. Biasanya jumlah nasi hampir sama dengan jumlah lauk plus sayurnya. Hampir tidak pernah makan nasi dalam jumlah lebih banyak. Kalau lauk habis dan nasi masih sisa, saya berenti makan. Saya juga senang ngemil. Jarang lapar karena selalu sedia camilan.


>> Si Langsing Meluangkan Waktu untuk Diri Sendiri.Selama 5 tahun Anne Fletcher berprofesi sebagai konsultan diet di klinik obesitas. Penulis buku Thin for Life ini mengatakan, pasien obesitas yang ditemuinya kebanyakan tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri. “Hidup mereka biasanya hanya untuk memberi dan memberi demi kepentingan orang lain. Perempuan memang cenderung melakukan hal itu, tapi kebiasaan tersebut dapat berdampak buruk. Terkadang kita perlu menempatkan kebutuhan pribadi sebagai prioritas,” kata Anne.

Bila ingin langsing, kita harus memprioritaskan kebutuhan tubuh akan pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mengurangi stres. Anne mengaku sesekali ia melewatkan pertandingan baseball anaknya dan memilih untuk berolahraga. Namun, pilihan ini harus dilakukan tanpa rasa bersalah. Berpikirlah kalau itu adalah cara kita merawat diri sendiri. “Peganglah kendali dan sadarilah kalau solusi mengurangi berat badan ada pada diri sendiri, bukan pada ramuan ajaib yang diminum ibu atau kakak kita,” ujar Anne.

Komentar:
Saya harus mengakui kalau banyak yang mengatakan saya egois. Mungkin badan kurus ini kutukan, karena saya terlalu egois dan selalu berjuang demi memiliki waktu berjalan-jalan, makan malam dengan teman, dan hal-hal menyenangkan lain. Begitulah kalau menjadi orang yang terobsesi menjadi bahagia :D



>> Si Langsing Punya Orangtua Langsing.
Peran faktor genetis tidak besar. “Langsing akibat faktor genetis hanya memiliki kemungkinan 30%, sisahnya adalah faktor lingkungan,” kata James O. Hill, Ph.D., direktur Center for Human Nutrition di University of Colorado Health Sciences Center, Denver. Salah satu pendiri NWCR ini menambahkan, jika kita dibesarkan dengan kebiasaan berolahraga dan makan makanan sehat, kemungkinan besar kebiasaan itu akan terus bertahan hingga kita dewasa. Faktor itulah yang sebenarnya membuat kita langsing.

“Orangtua yang gemuk biasanya menularkan kebiasaan makan mereka yang tidak sehat pada anaknya. Misalnya mengajak anak ke restoran cepat saji,” ujar dr. Inge. Bila orangtua memiliki kebiasaan makan makanan sehat di rumah, anak biasanya juga tidak akan tertarik untuk mengonsumsi junk food yang dapat membuat berat badan melambung. 


Komentar: 
Yup, kedua orangtua saya masih langsing hingga memasuki kepala enam. Ibu saya bahkan baru mulai tampak berisi dan membuncit setelah usia 50.

 

>> Si Langsing Makan Teratur.
Perempuan langsing akan berhenti makan saat perut kenyang, tapi mereka juga tidak membiarkan diri kelaparan. “Kasus yang saya temui dari 15.000 pasien lebih, kebiasaan nomor satu yang membuat orang kehilangan kontrol  terhadap makanan adalah tidak makan pagi atau malam,” kata psikolog Stephen Gullo yang banyak menangani pasien yang bermasalah dengan berat badan. Kenapa? Karena saat kelaparan kita kehilangan kontrol dan cenderung akan makan berlebihan.

Hal yang sama disampaikan oleh dr. Inge. “Jadwal makan harus teratur bila kita ingin mengontrol rasa lapar,” ujarnya. Ia menyarankan minimal makan 3 kali sehari. Bila ingin menambah porsi makan dalam jumlah yang lebih kecil, ia mengingatkan agar kita tetap memperhatikan jumlah kalori yang masuk agar sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Komentar:
Saya kalau lapar bawaannya marah-marah. Jadi, untuk menjaga kedamaian dunia, saya jarang membiarkan diri kelaparan. Lapar sedikit langsung makan atau ngemil.


>> Si Langsing Membatasi Pilihan.Banyak yang mengatakan kita membutuhkan variasi makanan untuk menjaga kebutuhan nutrisi yang optimal. Namun, penelitian profesor bidang nutrisi Barbara Rolls menunjukkan semakin banyak pilihan makanan yang kita miliki, semakin besar pula keinginan untuk menyantapnya. Ini berkaitan dengan kecenderungan panca indera kita yang akan lebih cepat puas dengan sesuatu yang spesifik. Artinya, saat kita menyantap banyak sekali pasta, perut akan berteriak kenyang dan nafsu makan lenyap. Namun, bila disodorkan beberapal jenis pie untuk hidangan pencuci mulut, tiba-tiba kita merasa masih ada ruang untuk menyantapnya.

“Yang terjadi saat dihadapkan pada beberapa pilihan menu adalah kita akan memiliki batasan rasa kenyang yang bergeser terus untuk tiap jenis makanan,” kata Barbara yang juga menulis The Volumetrics Eating Plan. “Kita akan merasa ‘lapar’ untuk tiap makanan yang belum dicoba. Terutama makanan yang memiliki rasa, aroma, bentuk, tekstur yang berbeda,” ia menambahkan. Meskipun demikian, ia tidak merekomendasikan agar kita membatasi hanya menyantap jenis makanan tertentu agar tetap langsing. “Kita harus meningkatkan variasi makanan untuk sayur dan buah yang tergolong makanan rendah kalori, agar tetap memperoleh nutrisi yang dibutuhkan tubuh,” ia menjelaskan.

Komentar:
Iya sih saya pemakan segala, tapi tidak semuanya lantas dimakan. Saya tidak suka duren, sudah sangat jarang makan gorengan pinggir jalan, lebih sering bawa bekal dari rumah, tidak pernah mengidamkan raibow cake, velvet cake, atau makanan trendi yang sering diunggah teman di sosial media. Dan kalau lagi ingin sekali makan siomay, martabak telor, kue rangi, mie ayam, ya saya cari dan makan, tapi dalam porsi normal. Kalau mengidamnya soto atau sate atau tongseng ya beli sotonya saat makan siang atau makan malam. Bukan beli soto/sate untuk camilan.


>> Si Langsing Banyak Bergerak.Sebuah penelitian yang dilakukan Endocrine Research Unit di Mayo Clinic, Minnesota, pada 20 orang yang mengaku pemalas. Setengahnya langsing, setengah lagi cenderung obesitas. Hasilnya, kelompok yang langsing lebih banyak melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan, dan bergerak. Ditemukan bahwa kelompok yang gemuk rata-rata duduk dua jam lebih lama tiap harinya dibandingkan kelompok langsing.

“Jika kelompok yang obesitas melakukan aktivitas yang sama dengan kelompok langsing, mereka dapat membakar 350 kalori per hari tanpa berolahraga,” kata endokrinologis James Levine yang memimpin penelitian tersebut. Hanya dengan melakukan aktivitas sederhana dan menjaga agar konsumsi kalori tidak bertambah, kita dapat membakar kalori lebih banyak. Namun, olahraga juga penting karena dapat membuat kita lebih mengenal tubuh. 


Komentar: 
Saya senang berjalan kaki. Terakhir saya pernah berjalan kaki dari Woltermonginsidi hingga Giant Mampang Prapatan karena malas terkena macet. Selama di kantor minimal saya dua kali berjalan ke pantri, dua kali berjalan ke WC, satu kali berjalan ke ATM atau Supermarket seberang kantor, dan beberapa kali naik-turun 2 lantai untuk mencari kopi atau bertemu atasan. Di ruman saya bisa 5-6 kali naik turun ke kamar atas dan seringnya sambil menggendong anak. Dulu, sebelum punya anak saya sesekali masih berolahraga. Saat hamil rutin berenang, jalan kaki tiap pagi, dan yoga. Setelah melahirkan malah sama sekali tidak pernah olahraga :D


>> Si Langsing Tidak Takut Timbangan.Bertahun-tahun para pakar diet tidak menganjurkan kita untuk menimbang berat badan saat ingin menurunkan bobot. Namun, NWCR menemukan bahwa si Langsing menimbang berat badan mereka secara rutin. Mereka tidak terobsesi dengan angka dan tidak menderita melihat gram yang bertambah. “Jika melihat ada pertambahan berat badan, mereka langsung menjalankan program untuk menstabilkannya,” kata konsultan diet Elizabeth Somer.

Banyak pendapat berbeda ditemukan tentang seberapa sering kita harus menimbang berat badan. “Saya tidak menyarankan lebih dari sekali dalam seminggu,” kata Liz Weinandy, RD, MPH, pakar diet untuk program non-operasi di Ohio State University Medical Center. Namun ia menambahkan, bila dengan menimbang lebih sering kita dapat meningkatkan motivasi, sebaiknya lakukan saja. Sebaiknya kita menimbang di hari dan jam yang sama tiap minggu. Pakaian yang digunakan juga sebaiknya sejenis. “Banyak orang memilih menimbang tanpa busana pada pagi hari,” kata Liz. Pastikan kita mencatat hasil timbangan dan lihat perkembangan yang terjadi.
 
Komentar:
Kalau setiap menimbang berat badan tetap sama, ritual ini menjadi biasa dan tidak penting. Sekali-kalinya berat badan saya naik drastis ya saat hamil. Lagipula tanpa timbangan saya bisa langsung merasa kalau berat badab mulai naik. Bahkan kalau naiknya hanya satu kilo.


>> Si Langsing Menikmati Makanan.Kita sering berpikiran, orang kurus tidak suka makan. Itu tidak benar. Psikolog Stephen Gullo mengatakan. “Orang langsing secara natural menikmati makanan sama seperti orang gemuk. Bahkan mereka lebih menikmati karena tidak merasa bersalah,” ujar Stephen. Rasa bersalah, atau merasa orang-orang mengamati saat kita makan dapat membuat kita tidak nyaman. Ia mengatakan, orang langsing memilih makanan yang berkualitas dan tidak sembarangan menyantap apapun yang ada.

"Semakin menikmati setiap kunyahan makanan di mulut Anda semakin dekat kepada tubuh Ideal" kata Juli Triharto penulis buku HypnoLangsing. Ia menyarankan agar kita makan dengan sadar. Semakin menikmati setiap kunyahan makanan di mulut, kita dapat semakin mendekati tubuh ideal. "Menikmati artinya rasakan perubahan tekstur, suhu, rasa bahkan telinga Anda dapat mendengarkan mulut Anda bekerja," ujarnya.
 
Komentar:  
Prinsip saya, lebih baik makan makanan enak dari bahan berkualitas dalam porsi kecil daripada makan makanan enak dari bahan yang tidak jelas dalam porsi besar. O iya waktu kecil saya senang mengemut makanan dan hingga kini kalau makan lama sekali. Mungkin itu termasuk cara menikmati makanan.


>> Si Langsing Tidak Makan Secara Emosional.Juli selalu mengingatkan kita untuk tidak makan secara emosional. Artinya kita harus memahami tubuh apakah memang lapar secara fisik atau hanya sekadar lapar emosional. “Memenuhi kebutuhan lapar emosional akan berujung pada kegemukan,” ia menegaskan. Mengetahui perbedaan kedua jenis lapar itu salah satu caranya adalah dengan mengenali penyebab berat badan naik. Bila kita tahu penyebabnya, kita dapat mencegahnya.

“Stres, sedih, marah, kesepian, dapat membuat kita menyantap es krim, cokelat, atau makanan-makanan lain yang menggemukkan,” kata Stephen. Si Langsing biasanya menyadari kecenderungan itu dan menghindarinya. Caranya dengan menjauhi makanan tersebut. Mereka jarang menyimpannya di rumah. “Makan secara emosional biasanya terjadi di rumah,” ujar Stephen.
 
Komentar:  
Saat sibuk, stres, banyak pikiran, saya sama sekali tidak tertarik dengan makanan dan lebih memilih untuk tidak makan.


>> Si Langsing Tahu Apa yang Cocok untuk Tubuhnya.Fakta penelitian menunjukkan sepertiga warga AS menjalankan diet, namun 64% penduduknya kelebihan berat badan atau obesitas. Dari angka tersebut terlihat bahwa kita berusaha menjalankan bermacam-macam jenis diet, tapi tidak ada juga yang berhasil. 


Perbedaan terbesar si Langsing dengan orang kebanyakan adalah mereka memiliki cara tersendiri yang sangat spesifik, personal, tapi efektif. “Mereka sudah meninggalkan mind-set ‘salah-benar’ dan  ‘baik-buruk’. Mereka hanya berpatokan pada cara yang sukses membuat berat badan tetap stabil,” ujar psikolog Stephen Gullo.

Saat kebiasaan hidup sehat sudah menjadi bagian dari hidup itu sendiri, tidak diperlukan lagi penghitungan kalori, menderita karena ingin sekali makan kentang goreng, atau mencatat jarak tempuh jogging hari ini.
 
Komentar:  
Sepertinya tubuh saya punya mekanisme sendiri untuk menjaga berat badan. Setelah banyak makan di akhir pekan, biasanya secara otomatis makan saya akan lebih sedikit di hari Senin atau Selasanya.


(pernah dimuat dalam majalah Prevention Indonesia edisi Oktober 2011 tanpa bagian komentar)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Joko Pinurbo dan Makna Rumah dalam Personifikasi Kulkas, Ranjang dan Celana

Puisi-puisi Norman Erikson Pasaribu dan Pentingnya Keragaman dalam Sastra Indonesia

Rahim dan Kepahitan Perempuan dalam Patiwangi Karya Oka Rusmini