PERUT: Otak Kedua Kita
Perut memiliki banyak keterlibatan erat dalam urusan
emosi yang dalam: Kita mengandalkan suara hati (yang ada di bagian perut) untuk
melakukan hal yang baik dan benar. Perut kita beraksi saat bertemu orang yang
menyebalkan atau yang menyenangkan hati. Kita memegang perut saat memberi
hormat atau akan menghadapi tantangan yang menguji kekuatan hati.
Bila dipikir-pikir, tidak mengherankan bukan kalau
perut atau “otak kedua” kita sangat erat hubungannya dengan otak. Coba ingat
kembali bagaimana rasa takut atau panik dapat mengaduk isi perut kita. Atau
sebaliknya, saat keram atau ada rasa mual di perut, kita jadi teringat akan
kerisauan dan hal yang mengganggu pikiran. Hal-hal yang sebenarnya tidak ingin
kita ingat. Kenapa perut dan “otak pertama” kita memiliki jalinan komunikasi
yang sangat kompak? Hal itu terjadi karena setiap jenis zat kimia terkecil yang
diproduksi otak juga dihasilkan perut.
Bila demikian, tentunya zat kimia ini juga diproduksi
bersama kedua “otak” itu: Hormon stres. Saat otak mendeteksi berbagai bentuk
ancaman –baik itu pemecatan di kantor atau pertengkaran sengan pasangan—perut
akan memancarkan hormon stres. Syaraf sensorik di sana akan bereaksi dengan
menyesuaikan produksi asam lambung, dan mematikan selera makan, serta proses
pencernaan. Efek dari reaksi ini akan berbahaya bila tubuh kita sebenarnya
membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak. Kita akan didera sakit perut atau
kembung yang mengganggu.
Masalah pada perut adalah cara tubuh untuk mengatakan,
“Perhatian, sepertinya ada yang mengganggu pikiran kita!” kata pakar nutrisi
klinis Elizabeth Lipski, PhD, CCN, penulis Digestive
Wellness and Digestive Wellness for Children. “Jika perut rasanya tidak
enak, tugas saya adalah mencari tahu apa yang tidak seimbang dalam tubuh ini,”
tambahnya. Menyelesaikan masalah di kantor atau mengatasi konflik batin
membutuhkan strategi dan waktu yang lama, tapi kita dapat mengurangi gejala
sakit perut yang menyertainya dengan teknik yang telah teruji ini.
1) Bernafas Lewat Perut
Meditasi, yoga, menarik nafas panjang, dan latihan
lain yang dapat membuat pikiran lebih relaks, dapat membuat tubuh tidak lagi
rentan terhadap stres. Demikian yang dikatakan dalam sebuah penelitian. Menarik
nafas dalam-dalam, dengan menggunakan otot diafragma (rasakan perut yang
membesar dan mengempis di setiap tarikan dan embusan nafas), juga dapat
menenangkan pikiran, melonggarkan ketegangan di otot perut, dan pencernaan pun
kembali berjalan normal. Cara lain untuk menenangkan sistem syaraf tubuh yaitu
dengan releksasi otot progresif. Caranya dengan mengencangkan dan melonggarkan
kelompok kecil otot, mulai dari jari kaki lalu terus naik hingga otot wajah.
2) Lakukan Olahraga Ringan
Olahraga ringan adalah musuh sejati stres. Setiap ada
waktu luang, lakukanlah olahraga di luar ruangan. Suasana alam dapat
menenangkan syaraf yang tegang. Mulai olahraga perlahan dan naikkan intensitas
bertahap. Hanya dengan aktivitas ringan selama 20 menit kita mampu menenangkan
syaraf, meningkatkan kinerja organ pencernaan, dan mengurangi perut kembung
serta kandungan gas dalam perut.
Ingatlah, target utama kita bila ingin mengurangi
sakit perut adalah dengan memahami sinyal intuisinya. Karena, jika ada yang
mengganggu pikiran, perut yang akan bersuara paling keras.
*Bagian 2
(Pernah dimuat di majalah Prevention Indonesia Edisi Maret 2012)
*Bagian 2
(Pernah dimuat di majalah Prevention Indonesia Edisi Maret 2012)
Komentar
Posting Komentar